selamat sore sahabat blogger :)
semoga tetap dalam berkah-Nya selalu ^^v
hemm.. sedikit berbagi cerita di sore hari,diiringi derai hujan di luar jendela sana.. (heheh agak lebay)
Siang tadi aksi kembali terjadi di kampus saya tercinta, Kampus Merah, Akademi Pimpinan Perusahaan. Jujur,ini pertama kalinya saya turun aksi. Walaupun tidak se-ekstrim aksi-aksi yang saya liat di berita-berita dan masanya juga tidak terlalu banyak , yaaa aksi dikampus lumayan terasa karna hari sebelumnya saya dan kawan-kawan menyebarkan agitasi, kita juga sempat tidak dibolehkan masuk dan akan dibubarkan oleh satpam yang mengawasi aksi.
Sedikit cerita juga , inti dari aksi ini adalah pemberontakan mahasiswa yang tidak terima dengan kebijakan Akademik di kampus tercinta yang dengan mendadak menaikkan biaya SPP dari Rp 2.500.000/semester menjadi Rp 2.750.000/semester. Jika dilihat, mungkin bukanlah kenaikan yang sangat drastis, namun permasalahannya kampus kami bukanlah kampus besar yang mahasiswanya kalangan menengah keatas, tapi kalangan menengah kebawah.
Dilain sisi juga mahasiswa tidak terima dengan adanya biaya Semester Pendek (SP) sebesar Rp 100.000/SKS, mahasiswa sangat keberatan dengan adanya kebijakan ini. Perhitungan mereka, ketika ada satu mata kuliah yang bernilai 3SKS yang harus mengulang, berarti mereka harus membayar Rp 300.000 untuk semester pendek, itu jika satu mata kuliah yang harus diulang.. nah kalau ada 3 mata kuliah yang harus diulang dimana masing-masing bernilai 3SKS, nahloh berarti harus bayar Rp 900.000 , ini bukan biaya yang kecil bagi mahasiswa dikampus merah.
Dalam aksi ini mahasiswa membawa tiga tuntutan mahasiswa, yaitu :
1. Menolak dengan keras adanya kenaikan SPP
2. Menolah dengan keras dikenakannya biaya SP sebesar 100.000/SKS
3. Menuntut adanya transparasi anggaran dana dikampus APP
Tuntutan mahasiswa yang ketiga bukan asal-asalan dibuat, mengingat kampus ini adalah kampus yang dinaungi oleh kementrian perindustrian, setiap tahunnya kampus dikucuri anggaran sebesar RP 6,4 milyar/tahun. Mahasiswa tentu bertanya-tanya kemana larinya anggaran 6,4 milyar tersebut, padahal dari tahun ke tahun biaya SPP di kampus merah naik ditambah anggaran dari pemerintah, namun fasilitas masih begitu saja tidak ada kemajuan, bahkan percaya atau tidak masjid yang sekarang sedang dibangun dikampus merah belum juga rampung padahal sudah empat tahun berjalan pembangunan masjid tersebut (setiap tahunnya ditarik sumbangan dari mahasiswa baru sebesar Rp 150.000). Perlu diketahui juga, sekitar tahun 2006 yang lalu terjadi korupsi besar-besaran di kampus ini senilai lebih dari Rp 100juta rupiah, maka tidak aneh jika mahasiswa menuntut adanya transparasi anggaran di kampus APP.
Ketika mahasiswa yang perduli sibuk turun aksi, terlihat pandangan yang sangat kontras. Banyak mahasiswa yang dengan enaknya hanya menonton sambil cengar-cengir melihat kami yang sedang aksi. Disinilah pelajaran terbesar yang saya ambil, ternyata banyak sekali mahasiswa di kampus saya ini yang apatis dan tidak perduli terhadap masalah yang terjadi, harusnya mereka menyadari jika aksi yang dilakukan oleh para aktivis ini berhasil, toh nanti hasilnya untuk mereka juga.
hmm.. untuk kawan-kawan semua, selama itu untuk kebaikan apa salahnya saya dan kita semua turun untuk menyuarakan kebenaran. Tak ada ruginya juga beralih dari Apatis ke Aktivis :)
Salam semangat selalu sahabat ^^v
semoga tetap dalam berkah-Nya selalu ^^v
hemm.. sedikit berbagi cerita di sore hari,diiringi derai hujan di luar jendela sana.. (heheh agak lebay)
Siang tadi aksi kembali terjadi di kampus saya tercinta, Kampus Merah, Akademi Pimpinan Perusahaan. Jujur,ini pertama kalinya saya turun aksi. Walaupun tidak se-ekstrim aksi-aksi yang saya liat di berita-berita dan masanya juga tidak terlalu banyak , yaaa aksi dikampus lumayan terasa karna hari sebelumnya saya dan kawan-kawan menyebarkan agitasi, kita juga sempat tidak dibolehkan masuk dan akan dibubarkan oleh satpam yang mengawasi aksi.
Sedikit cerita juga , inti dari aksi ini adalah pemberontakan mahasiswa yang tidak terima dengan kebijakan Akademik di kampus tercinta yang dengan mendadak menaikkan biaya SPP dari Rp 2.500.000/semester menjadi Rp 2.750.000/semester. Jika dilihat, mungkin bukanlah kenaikan yang sangat drastis, namun permasalahannya kampus kami bukanlah kampus besar yang mahasiswanya kalangan menengah keatas, tapi kalangan menengah kebawah.
Dilain sisi juga mahasiswa tidak terima dengan adanya biaya Semester Pendek (SP) sebesar Rp 100.000/SKS, mahasiswa sangat keberatan dengan adanya kebijakan ini. Perhitungan mereka, ketika ada satu mata kuliah yang bernilai 3SKS yang harus mengulang, berarti mereka harus membayar Rp 300.000 untuk semester pendek, itu jika satu mata kuliah yang harus diulang.. nah kalau ada 3 mata kuliah yang harus diulang dimana masing-masing bernilai 3SKS, nahloh berarti harus bayar Rp 900.000 , ini bukan biaya yang kecil bagi mahasiswa dikampus merah.
Dalam aksi ini mahasiswa membawa tiga tuntutan mahasiswa, yaitu :
1. Menolak dengan keras adanya kenaikan SPP
2. Menolah dengan keras dikenakannya biaya SP sebesar 100.000/SKS
3. Menuntut adanya transparasi anggaran dana dikampus APP
Tuntutan mahasiswa yang ketiga bukan asal-asalan dibuat, mengingat kampus ini adalah kampus yang dinaungi oleh kementrian perindustrian, setiap tahunnya kampus dikucuri anggaran sebesar RP 6,4 milyar/tahun. Mahasiswa tentu bertanya-tanya kemana larinya anggaran 6,4 milyar tersebut, padahal dari tahun ke tahun biaya SPP di kampus merah naik ditambah anggaran dari pemerintah, namun fasilitas masih begitu saja tidak ada kemajuan, bahkan percaya atau tidak masjid yang sekarang sedang dibangun dikampus merah belum juga rampung padahal sudah empat tahun berjalan pembangunan masjid tersebut (setiap tahunnya ditarik sumbangan dari mahasiswa baru sebesar Rp 150.000). Perlu diketahui juga, sekitar tahun 2006 yang lalu terjadi korupsi besar-besaran di kampus ini senilai lebih dari Rp 100juta rupiah, maka tidak aneh jika mahasiswa menuntut adanya transparasi anggaran di kampus APP.
Ketika mahasiswa yang perduli sibuk turun aksi, terlihat pandangan yang sangat kontras. Banyak mahasiswa yang dengan enaknya hanya menonton sambil cengar-cengir melihat kami yang sedang aksi. Disinilah pelajaran terbesar yang saya ambil, ternyata banyak sekali mahasiswa di kampus saya ini yang apatis dan tidak perduli terhadap masalah yang terjadi, harusnya mereka menyadari jika aksi yang dilakukan oleh para aktivis ini berhasil, toh nanti hasilnya untuk mereka juga.
hmm.. untuk kawan-kawan semua, selama itu untuk kebaikan apa salahnya saya dan kita semua turun untuk menyuarakan kebenaran. Tak ada ruginya juga beralih dari Apatis ke Aktivis :)
Salam semangat selalu sahabat ^^v
blog walking yoooo ;)
BalasHapusmaksudnya apa ?heheheheh
BalasHapus